Disastria
dengan sepenuh rasa
kau ajarkan aku mengeja
kau bimbing aku membaca
namun seperti biasa
mataku tuli kupingku buta
kau tulis “kantor”
kubaca “kontol”
kau tulis “memang”
kubaca “memek”
kau tulis “sayang”
kubaca “jalang”
kau tulis “cinta”
kubaca “tai”
dengan berlimpah rasa
kau ajarkan mengolah jiwa
kau bimbing membasuh raga
namun seperti biasa
aku lebih suka merakit petaka