Lamentasi
sekarat tumbuh
seiring detak jantung
nafas doa niat pikir gerak
tindak rupa suara lisan tulisan
yang dilihat nyeri
yang disentuh jadi luka
yang dicinta kena bencana
yang dibenci semakin menjadi
akhiri saja semua
beserta ampas nurani
hingga musnah membusuk
di jalanan atau tiang gantungan
meski usia punah
derita terus bertambah
berkembang biak regenerasi
menyambut kutukan maha abadi