Nidera
berdiri bulu kuduk:
siapa yang mengetuk?
ternyata sepasang kantuk!
satu mengetuk mata kiri
satu mengetuk mata kanan
kupersilakan mereka masuk
supaya bisa santai sejenak
meluapkan puisi yang buruk
mata kanan pelan menutup
mata kiri perlahan redup
kantuk yang tampak betah
mulai merebahkan diri
di lelap jantungku